Review Buku 1965: Indonesia dan Dunia
Buku ini membahas tentang peristiwa 30 September 1965 yang ditulis oleh beberapa peneliti dan sejarawan
NON FIKSISEJARAH
12/25/20254 min read


Informasi Dasar Buku
Judul : 1965: Indonesia dan Dunia
Penulis : Bernd Schaefer & Baskara T. Wardaya (Editor)
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 459
Genre/Topik : Tragedi 1965, Peristiwa 30 September 1965, Sejarah politik, geopolitik, Perang Dingin
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Pembuka
"Bangsa Indonesia jangan pernah mengizinkan solidaritasnya dipatahkan dan sebagian dari warga-warganya menjadi objek kebencian, kekerasan, dan penyingkiran karena keyakinan religius atau politik mereka."
Kutipan ini terasa relevan ketika membaca buku 1965: Indonesia dan Dunia. Ia tidak hanya berfungsi sebagai pengingat moral, tetapi juga sebagai pintu masuk untuk memahami bahwa peristiwa 1965 bukan sekadar rangkaian kejadian politik, melainkan tragedi kemanusiaan yang dampaknya melampaui batas waktu dan wilayah. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat peristiwa tersebut dari jarak tertentu, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari sudut pandang dunia internasional yang turut membentuk konteks, respons, dan konsekuensinya.
Ringkasan Isi
Buku 1965: Indonesia dan Dunia merupakan kumpulan tulisan dari sejumlah sejarawan dan peneliti Indonesia maupun asing yang mencoba menempatkan peristiwa 30 September 1965 dalam kerangka sejarah global. Alih-alih berfokus pada kronologi detail atau pencarian aktor tunggal di balik peristiwa tersebut, buku ini menyoroti posisi Indonesia dalam lanskap politik internasional pada era Perang Dingin. Melalui berbagai esai, pembaca diajak memahami bagaimana Indonesia dipandang sebagai arena penting dalam pertarungan ideologi antara blok Barat dan Timur, serta bagaimana dinamika global tersebut memengaruhi cara peristiwa 1965 dipahami dan direspons.
Pada bagian lain, buku ini memperlihatkan bagaimana negara-negara asing, baik melalui kebijakan politik maupun pemberitaan media, membaca situasi Indonesia pasca-1965. Beberapa tulisan membahas respons dan kepentingan negara-negara Barat, termasuk bagaimana stabilitas politik Indonesia dinilai dalam kaitannya dengan kepentingan strategis regional dan global. Pembahasan mengenai pemberitaan pers asing (khususnya dari Perancis dan Australia) menjadi salah satu aspek menarik, karena menunjukkan bagaimana peristiwa yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda tergantung pada konteks politik, ideologis, dan kepentingan nasional masing-masing negara.
Secara keseluruhan, buku ini tidak menawarkan satu narasi tunggal atau kesimpulan final mengenai peristiwa 1965. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai peta pemikiran yang mempertemukan berbagai sudut pandang, analisis, dan pendekatan metodologis. Dengan format kumpulan esai, buku ini membuka ruang bagi pembaca untuk melihat peristiwa 1965 sebagai bagian dari jaringan peristiwa internasional yang saling terkait, sekaligus menyadari bahwa sejarah sering kali dibentuk oleh interaksi antara faktor domestik dan tekanan global.
Hal Menarik dari Buku
Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari beberapa sejarawan dan peneliti, sehingga pembaca mendapatkan beragam sudut pandang mengenai peristiwa 30 September 1965. Pendekatan multi-penulis ini membuat buku terasa kaya perspektif, meskipun tidak selalu seragam dalam kedalaman analisis.
Buku ini disajikan dalam dua bahasa yang digabungkan dalam satu volume. Halaman pertama hingga sekitar halaman 203 disajikan dalam bahasa Inggris, sementara sisanya dalam bahasa Indonesia. Format ini menunjukkan bahwa buku ini sejak awal ditujukan untuk menjangkau pembaca internasional sekaligus domestik, meskipun bagi sebagian pembaca, peralihan bahasa ini bisa menjadi tantangan tersendiri.
Catatan
Buku ini menyajikan pandangan para sejarawan dan peneliti secara relatif ringkas mengenai peristiwa 30 September 1965 dan konteks yang melingkupinya. Karena berbentuk kumpulan esai, tidak semua topik dibahas secara mendalam atau detail. Namun, justru di situlah nilai tambahnya. Pembaca bisa menemukan informasi atau sudut pandang yang jarang muncul dalam buku-buku sejarah populer, misalnya bagaimana pers di Perancis dan Australia memberitakan peristiwa 1965 dan bagaimana narasi tersebut dibentuk oleh kepentingan politik dan ideologis masing-masing negara.
Pendekatan global yang digunakan dalam buku ini juga membantu pembaca keluar dari kerangka berpikir yang terlalu Indonesia-sentris. Peristiwa 1965 ditampilkan sebagai bagian dari dinamika internasional yang lebih luas, sehingga pembaca dapat melihat bahwa apa yang terjadi di Indonesia tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan erat dengan konfigurasi kekuasaan dunia pada masa itu. Meski demikian, pembaca yang mengharapkan uraian kronologis yang detail atau analisis mendalam tentang satu aspek tertentu mungkin akan merasa buku ini kurang memuaskan.
Siapa yang Cocok Membaca Buku Ini
Buku ini cocok untuk:
Pembaca yang mencari referensi alternatif mengenai peristiwa 30 September 1965 dari sudut pandang sejarawan dan peneliti asing.
Pembaca yang tertarik memahami bagaimana peristiwa 1965 dipersepsikan dan diberitakan oleh negara lain, khususnya melalui media massa di Perancis dan Australia.
Pembaca yang ingin melihat peristiwa 1965 dalam konteks geopolitik dan Perang Dingin, bukan semata sebagai konflik politik domestik.
Kurang cocok untuk:
Pembaca yang mencari bacaan ringan atau narasi sejarah populer yang mengalir seperti novel.
Pembaca yang mengharapkan pembahasan detail dan mendalam mengenai kronologi peristiwa 30 September 1965 atau penelusuran aktor-aktor kunci secara spesifik.
Refleksi Pribadi
Membaca 1965: Indonesia dan Dunia membuat saya semakin menyadari bahwa peristiwa 1965 tidak bisa dipahami secara utuh jika hanya dilihat sebagai konflik internal bangsa Indonesia. Buku ini menunjukkan bahwa sejarah sering kali bergerak dalam ruang yang jauh lebih luas, dipengaruhi oleh kepentingan global, logika geopolitik, dan pertarungan ideologi yang melampaui batas negara. Dengan menempatkan Indonesia dalam konteks Perang Dingin, buku ini membantu pembaca memahami bahwa kekerasan dan perubahan politik pasca-1965 bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari dinamika dunia yang lebih besar.
Di sisi lain, pendekatan multi-perspektif yang ditawarkan buku ini juga mengingatkan bahwa tidak ada satu narasi tunggal yang sepenuhnya mampu menjelaskan tragedi 1965. Setiap tulisan menghadirkan sudut pandang yang berbeda, terkadang saling melengkapi, terkadang juga terasa tidak utuh. Namun justru di situlah nilai buku ini: ia mendorong pembaca untuk bersikap kritis, tidak cepat menyimpulkan, dan menyadari bahwa sejarah sering kali ditulis dari berbagai posisi kekuasaan dan kepentingan. Membaca bagaimana media asing memberitakan peristiwa 1965, misalnya, membuka kesadaran bahwa persepsi terhadap satu peristiwa bisa sangat berbeda tergantung siapa yang menceritakan dan untuk siapa cerita itu disampaikan.
Pada akhirnya, buku ini tidak menawarkan penutupan, melainkan membuka ruang refleksi. Ia mengajak pembaca untuk melihat kembali sejarah Indonesia dengan lebih hati-hati, tanpa tergesa-gesa mencari kambing hitam atau jawaban sederhana. Dalam konteks Indonesia hari ini, pendekatan semacam ini terasa penting agar ingatan kolektif tidak lagi dibangun di atas kebencian dan penyingkiran, tetapi pada upaya memahami masa lalu secara lebih jujur dan manusiawi.
Rating
8 / 10
Kontak
Hubungi kami untuk pertanyaan buku
Alamat
Sosial
admin@logikamasalalu.com
© 2025. All rights reserved.
